Mengapa Militer Filipina tak Kunjung Bisa Sepenuhnya Merebut Marawi?
Tetapi, Duterte yang merupakan presiden pertama Filipina dari Mindanao bisa dipastikan akan mengabaikan semua kritik itu.
Mantan wali kota Davao itu beralasan, sebagai orang Mindanao, dirinya tahu benar siapa lawan yang sedang dihadapi. ’’Lawan kita adalah teroris Maute yang dibekingi kriminal-kriminal setempat,’’ ujarnya.
Sebagai politikus yang merintis karirnya di Mindanao, dia yakin musuhnya hanya bisa dilawan dengan senjata. Sebagai politikus yang merintis karirnya di Mindanao, dia yakin musuhnya hanya bisa dilawan dengan senjata.
Padahal, sejarah memperlihatkan, pendekatan militeristik dari Manila tidak pernah bisa benar-benar memadamkan konflik di Mindanao. Tetapi, Duterte tidak hendak kendur. Dia akan tetap memberlakukan darurat militer di Mindanao selama 60 hari.
Jadi, bisa dipastikan pertempuran akan berlanjut. Demikian pula halnya dengan krisis kemanusiaan.
’’Jika kalian semua kalah, saya pun kalah,’’ kata Duterte saat menginspeksi pasukan antiteror yang akan diterjunkan di Mindanao.
Presiden berusia 72 tahun itu menegaskan, dirinya siap menanggung seluruh konsekuensi dari darurat militer.
’’Karena itu, jalankan tugas kalian sebaik mungkin dan percayakan yang lain-lain kepada saya,’’ paparnya. (AFP/Reuters/philstar/hep/c4/ttg)
Pendekatan militeristik Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk menghadapi lawan yang hanya puluhan jumlahnya, terbukti belum membuahkan hasil. Yang
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Irjen Krishna Murti Ungkap Jumlah WNI Operator Judi Online di Filipina, Mengejutkan
- Ini 4 Faktor untuk Mencapai Visi Integrasi dan Konektivitas Subkawasan BIMP-EAGA
- Dubes Agus Widjojo: KRI Bima Suci Mempererat Persahabatan Indonesia dengan Negara Lain
- TNI AL Gagalkan Penyelundupan Ayam Ras Filipina dan Kosmetik Ilegal di Periaran Pulau Tinakareng