Mengapa Orang Suka Jastip dan Apakah Itu Merugikan Negara?
Ide Jessica Chen memulai layanan jasa titip, atau jastip, barang-barang dari Australia didapatnya malah saat dia kembali ke tanah air, setelah dua tahun pernah tinggal di Melbourne.
Jessica masih ingat benar, ketika itu sedang masa pandemi dan banyak sahabat dan kerabatnya yang sakit COVID-19.
"Mereka kemudian beli vitamin di marketplace, tapi kebanyakan palsu."
"Jadi saya punya ide, ... 'bagaimana kalau kita jadi jembatan buat mereka dengan membawa produk Australia ke Indonesia?' Pasti kan lebih terjamin keasliannya," cerita Jessica saat membagikan ide itu pada temannya di Melbourne.
Diawali dari membelikan titipan teman dan saudara, Jessica yang bermitra dengan Stella Zhuang mengelola @jastip_indomelb di Instagram, kemudian membuka jasa titipan yang lebih luas dengan harga yang "dinaikkan sewajarnya untuk bisa menutup biaya kargo."
Setelah COVID-19 mereda, kini ia merambah ke produk-produk selain vitamin, seperti tas dan pakaian.
"Tapi kami enggak jual yang branded ya, karena kalau kita kirim yang begitu, ada tax-nya."
Ia mengatakan barang-barang jastipnya dikirim dua bulan sekali melalui kargo dengan rata-rata berat 20 kilogram.
Ide Jessica Chen memulai layanan jasa titip, atau jastip, barang-barang dari Australia didapatnya malah saat dia kembali ke tanah air, setelah dua tahun pernah tinggal di Melbourne.
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara