Mengapa Orang Suka Jastip dan Apakah Itu Merugikan Negara?

Mengapa Orang Suka Jastip dan Apakah Itu Merugikan Negara?
Titipan belanja dari Australia kebanyakan berupa vitamin yang harganya lebih murah dari di Indonesia. (Foto: Jessica Chen)

Tetapi tidak semua jenis barang mau ia bawa.

"Biasanya skin care atau obat yang BPOM-nya enggak jelas, saya tolak."

"Pernah ada yang mau titip skin care yang lagi booming di Indonesia seharga Rp20 juta, saya tolak juga ... karena risikonya jauh lebih besar dari ongkos jastipnya," ujarnya.

Menurut Dira, pelanggan layanan jastipnya biasanya adalah orang-orang yang sama dan kuota yang ia jual selalu habis.  

Apakah jastip merugikan negara?

Maraknya pelaku dan pengguna layanan jastip telah mengukuhkan anggapan jika ini bisnis yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

Namun, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Askolani, menilai usaha ini merugikan negara.

"Iya [usaha jastip], merugikan," kata Askolani di Gedung DPR RI, Selasa (14/02).

"Dia harusnya membayar barang, harusnya bayar bea masuk," ujarnya.

Ide Jessica Chen memulai layanan jasa titip, atau jastip, barang-barang dari Australia didapatnya malah saat dia kembali ke tanah air, setelah dua tahun pernah tinggal di Melbourne.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News