Mengapa Orang Suka Jastip dan Apakah Itu Merugikan Negara?

Mengapa Orang Suka Jastip dan Apakah Itu Merugikan Negara?
Titipan belanja dari Australia kebanyakan berupa vitamin yang harganya lebih murah dari di Indonesia. (Foto: Jessica Chen)

Ia mengaku terbantu dengan keberadaan jastip jual bagasi, terutama saat perbatasan Australia ditutup karena pandemi.

"Ongkosnya lebih murah, cepat, dan aman karena sudah pasti sampai." 

"Kalau lewat pos, kita pernah di-tax oleh Pos Indonesia ... kalau dihitung-hitung [nilai barangnya] total A$50 (sekitar Rp507 ribu), tax-nya Rp900 ribu, jauh banget ... itu pengalaman yang terburuk."  

Yuniar Aristia, warga Indonesia lainnya, juga sependapat soal alasan murah dan cepat, sehingga memlih jastip jual bagasi.

Menurutnya, ongkos kirim dari Indonesia ke Australia pun masih lebih murah dibanding menggunakan Pos Indonesia.

"Tarifnya dari Indonesia ke Australia Rp400 ribu per kilo ... jadi kalau masih ada space di bagasinya, mengapa tidak?"

"Jadi jastip ini menurut saya win-win solution," tutur alumnus RMIT Melbourne yang kerap mengirim vitamin dan buku. 

Tak heran, mereka pun mempertanyakan 'kerugian negara' akibat jastip bagasi ini.

Ide Jessica Chen memulai layanan jasa titip, atau jastip, barang-barang dari Australia didapatnya malah saat dia kembali ke tanah air, setelah dua tahun pernah tinggal di Melbourne.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News