Mengapa Pasar Tradisional Mudah Terbakar ?

Mengapa Pasar Tradisional Mudah Terbakar ?
Sekitar 36 unit pemadam kebakaran kemarin dikerahkan memadamkan api Gedung Ramayana Department Store di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 07.00 pagi belum dapat diketahui penyebabnya. Pasar yang memiliki 1.118 kios dan satu buah pasar swalayan Ramayana belum dapat diperkirakan berapa jumlah kerugian yang disebabkan kebakaran. FOTO : Fery pradolo/INDOPOS
MINAH  45 tahun, hanya diam terpaku. "Pasrah", katanya pendek. Sorot matanya menerawang hampa. Raut mukanya tegang, namun ia tak berdaya. Sesekali ia menggeser duduknya, sembari memandang orang-orang di sekelilinngnya. Kemudian, ia memungut kembali l beberapa peralatan dapur dan barang-barang plastik yang  masih berserakan di sekelilingnya.

"Ketika api masih dilantai atas, petugas sudah melarang kami masuk . Jadi masih banyak dagangan kami yang tertinggal di dalam... ya sudahlah," ujar Minah seperti menyesali sesuatu." Dari semalam perasaannya sudah tidak enak. Terus tadi pagi akan datang lebih awal, eh ada saja  dijalan..." gerutunya. Bagi Minah, ini adalah akhir dari penghidupannya setelah sepuluh tahun lebih berdagang di pasar Kebayoran lama, yang Jumat kemarin  ludes terbakar. Di pasar itu, Minah berdagang kelontong. Mulai dari mainan anak-anak, alat dapur hingga alat kecantikan.

:TERKAIT Seorang pedagang lainnya,  Lolo, 56 tahun, menuturkan kebakaran mulai terjadi pukul 06.30. Kali pertama api terlihat dari salah satu sudut pasar di lantai  tiga. Lalu, asap tebal hitam pun memenuhi lantai itu. ’’Awalnya hanya satu mobil pemadam kebakaran dari Jakarta Selatan yang datang. Tetapi, mereka kewalahan  karena apinya besar banget,’’ ujarnya.Berdasar informasi, di lantai satu terdapat toko emas, aksesori, dan tekstil. Sebagian lantai dua ditempati Ramayana  dan toko tekstil. Lantai tiga juga ditempati Ramayana yang buka pukul 08.15 hingga pukul 21.00. Lantai empat –setelah ada tambahan konstruksi– dipakai untuk toko tas, sepatu, pakaian, dan food court.

Baik Minah maupun Lolo mengaku sudah tergusur atas peristiwa naas ini. "Ya lihat saja nanti, seperti apa," ujar Lolo lirih. Minah pun mengamini pendapat  Lolo. Dari kejadian  yang sudah-sudah, kata Lolo, setelah kebakaran bukannya perbaikan yang terjadi. Tetapi, pembangunan gedung baru dengan fasilitas yang  lebih wah. Yang terjadi, berdiri Mall dan apartemen. Lalu ada .... ( Lolo menyebut jaringan Hipermarket yang dikenal sangat ekspansif)."Jadi pedagang kecil  seperti kami, sudah tidak bisa masuk lagi," ujarnya.

MINAH  45 tahun, hanya diam terpaku. "Pasrah", katanya pendek. Sorot matanya menerawang hampa. Raut mukanya tegang, namun ia tak berdaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News