Mengapa Pekerja Asing yang Tereksploitasi di Australia Tidak Melaporkan Majikannya?

Mengapa Pekerja Asing yang Tereksploitasi di Australia Tidak Melaporkan Majikannya?
Amanda, seorang mahasiswa asing yang bekerja di Australia, mengaku menyadari dirinya dibayar rendah dari yang seharusnya namun tak punya banyak pilihan. (ABC News: Natasya Salim)

Mereka khawatir dapat mempengaruhi visa mereka bila ketahuan.

"Beberapa mahasiswa mungkin bekerja lebih karena mereka membutuhkan uang lebih banyak. Mereka sangat takut melapor karena melanggar persyaratan visa dan ada risiko dideportasi dan tidak dapat menyelesaikan kuliah," jelasnya.

Anggaran Australia yang diajukan pemerintah awal Mei lalu telah membatalkan ketentuan pembatasan jam kerja 40 jam per dua minggu bagi mahasiswa asing di sektor perhotelan dan pariwisata.

Profesor Alex mengatakan mahasiswa seharusnya tidak perlu takut untuk melaporkan situasi mereka di tempat kerja.

"Fair Work Ombudsman tidak akan membuka informasi Anda ke lembaga lain. Jika Anda melapor, mereka akan menyimpan informasi Anda," katanya.

Cerita eksploitasi ini sudah akrab bagi Manorani Guy, salah satu pendiri VicWISE, LSM yang membantu mahasiswa internasional dengan masalah ketenagakerjaan.

Dalam banyak kasus, menurut Manorani, mahasiswa internasional mengalami kesulitan finansial.

"Untuk seorang mahasiswa yang dalam situasi bertahan hidup, untuk dapat makan dan membayar segala tagihan lebih penting daripada khawatir tentang eksploitasi," katanya.

Banyak mahasiswa Indonesia di Australia yang menerima upah di bawah aturan yang berlaku

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News