Mengapa Pengungsi Marawi Tak Sepenuhnya Salahkan ISIS
Di luar kota, saya terkejut mendapati kurangnya kemarahan di kalangan warga pengungsi kepada para pejuang yang telah merebut Marawi, memicu krisis yang dengan cepat mengubah bagian timur kota mereka menjadi puing-puing.
Di salah satu kamp pengungsi seorang wanita terisak saat dia mengatakan kepada saya bahwa Duterte harus menghentikan pemboman tersebut dan mulai bernegosiasi dengan kelompok Maute.
Saya mendengar sentimen yang sama pada sebuah demonstrasi di Kota Manila.
"Tapi ini ISIS," kataku pada salah satu demonstran. "Mereka tidak mau bernegosiasi, mereka ingin membunuh orang."
Dia menjawab bahwa saya ini naif. Bahwa pemerintah pusat sengaja memperpanjang krisis ini karena mereka menginginkan pertarungan langsung dengan kelompok separatis Mindanao.
Presiden Duterte jelas terlihat tidak sedang terburu-buru untuk mengembalikan sekitar 300.000 pengungsi Marawi ke rumah mereka.
Dan dia memberikan kesan bahwa dirinya tidaklah peduli apakah kota itu hancur dalam proses tersebut.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata