Mengapa Penyintas COVID-19 Tetap Kehilangan Indra Penciuman Setelah Sembuh?

Dr Russell mengatakan untuk dapat mendeteksi bau, harus ada aliran udara yang melewati selaput lendir.
"Bila tersumbat, tidak akan ada molekul yang masuk ke dalam hidung," katanya.
"Selain itu, molekul tersebut juga harus larut dalam selaput lendir itu. Jadi, kalau dalam kondisi kering, proses ini juga tidak akan terjadi."
Namun, Profesor Roura mengatakan penciuman terkait COVID-19 tidak disebabkan penyumbatan.
"COVID-19, kelihatannya lebih parah. Virus tersebut melewati mukosa dan merambat ke neuron, yang membawa pesan penciuman ke otak," kata dia.
Virus corona dapat menyebabkan kematian neuron penciuman, mungkin secara tidak langsung, tapi melalui peradangan di sel sekitarnya.
"Itulah alasan mengapa lama sekali bagi beberapa orang untuk dapat mencium kembali, karena di dalam sana, virus ini telah mempengaruhi penerusan sinyal ke otak."
Salah satu peserta dalam penelitian Profesor Roura telah kehilangan indra penciumannya selama empat bulan.
Di awal pandemi COVID-19, muncul beberapa laporan yang mengatakan jika virus corona telah menyebabkan melemahnya indra penciuman
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia