Mengapa Penyintas COVID-19 Tetap Kehilangan Indra Penciuman Setelah Sembuh?

Profesor Roura mengatakan hal ini juga dapat menghambat pemulihan seseorang yang terpapar virus corona.
"Kalau kita tidak mampu mencium aroma makanan, kita jadi tidak napsu makan," katanya.
"Sehingga butuh waktu lama bagi orang yang terkena COVID-19 untuk pulih karena mereka kehilangan napsu makan dan hal ini terhubung pada [kemampuan untuk] menyerap bau."
Apakah ada sisi baik dari penemuan ini?
Profesor Roura mengatakan penemuan ini dapat digunakan di dalam prosedur 'screening' penyakit COVID-19 ke depannya.
Saat ini, beberapa tempat memberlakukan pemeriksaan suhu sebelum memberikan izin masuk, namun, demam adalah gejala yang muncul hampir di setiap penyakit dan banyak orang yang terpapar COVID-19 tidak mengalami demam.
"Dampak COVID-19 pada penciuman cukup unik, karena hanya ada sedikit penyakit yang berdampak hilangnya indra penciuman," ucap Profesor Roura.
"Tentu saja, untuk melakukan hal ini, kami harus menentukan penciuman apa yang hilang. Misalnya aroma mint, lemon, atau apapun. Ada ratusan standar penciuman yang dapat menjadi patokan."
Siapa tahu nantinya orang-orang akan disuruh mencium sesuatu sebelum dapat masuk ke suatu tempat sebagai bagian dari tahu atau tidaknya sudah tertular virus corona.
Di awal pandemi COVID-19, muncul beberapa laporan yang mengatakan jika virus corona telah menyebabkan melemahnya indra penciuman
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia