Mengapa Perempuan Korban Pelecehan Cenderung Enggan Melapor?
Hanya sedikit perempuan yang mengalami pelecehan dan kekerasan seksual melaporkan kejadian yang menimpanya. Para ahli menjelaskan beberapa alasan yang membuat para perempuan enggan melapor.
Primatia Romana masih berusia 23 tahun saat ia mengalami pelecehan seksual di tempat kerjanya yang dilakukan oleh atasannya.
Kepada ABC Indonesia ia bercerita, saat ia mencoba melaporkan keadaannya di tempat kerja, atasannya malah memposisikan ia sebagai orang "terlalu konservatif untuk memahami friendly gesture [sikap ramah]."
"Friendly gesture bagaimana kalau elus-elus paha di bawa meja saat meeting?" kata Prima yang mengaku menerima pelecehan tiga kali.
"Yang pertama sudah aku hardik pakai tangan, enggak ngomong apa-apa. Yang kedua aku bilang this is not right, dan yang ketiga aku bilang akan lapor ke HRD," katanya.
Tetapi saat Prima mengancam akan memberitahukannya ke bagian 'Human Resource Departement', atasan hanya tersenyum dan "mengingatkan" sebentar lagi akan ada peninjuan kinerja karyawan.
Photo: Korban pelecehan seksual, terutama perempuan seringkali mendapat ancaman jika akan melapor. (ABC Indonesia)
Lain halnya dengan Gita, bukan nama sebenarnya, yang mengaku telah dilecehkan oleh temannya sendiri.
Hanya sedikit perempuan yang mengalami pelecehan dan kekerasan seksual melaporkan kejadian yang menimpanya
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Mahasiswi Mengaku Korban Pelecehan Seksual Manajer BUMN Cabut Laporan, Alasannya
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Calon Bupati Biak Numfor Jadi Tersangka Pelecehan Seksual Sesama Jenis
- Mantan Bupati Ini Ditangkap Polisi terkait Pencabulan Anak