Mengapa Rezim Erdogan Terus Menindas Simpatisan Gulen?

Gulen dan Erdogan pernah bersekutu melawan sekularisme absolut, yang diberlakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Keduanya berhasil mendesain ulang sistem pemerintah Turki untuk memungkinkan agama berperan lebih aktif.
Namun, Gulen membayangkan Turki sebagai negara yang mempromosikan nilai-nilai demokrasi. "Sementara Erdogan ingin negara itu tetap berada di bawah pemerintahan Islam," menurut Antepli.
Aliansi berakhir pada 2011 ketika Gulen menolak untuk mendukung upaya Erdogan menghapuskan check and balance pada kekuatannya.
“Erdogan ingin Gulen mendukung semua tindakannya. Gulen menolak ini dan gerakan ini sekarang membayar harga kebebasannya,” kata Aslandogan.
Erdogan menuduh pendukung Gulen membangun "negara paralel" melalui jaringan berbagai sektor termasuk bidang pendidikan, media, dan militer.
Aslandogan mengatakan gerakan itu tidak pernah menghadirkan ancaman bagi Erdogan, yang sebaliknya menggunakannya sebagai kambing hitam "untuk membenarkan perebutan kekuasaan."
Bagaimana Erdogan memperlakukan pendukung Gulen?
Erdogan menyebut gerakan Gulen sebagai organisasi teroris pada Mei 2016. Dia menuduh Gulen dan para pendukungnya sebagai penggerak upaya kudeta yang gagal di tahun itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak henti-henti menjebloskan para pengkritiknya ke dalam bui. Pekan ini saja, pemerintah sudah menerbitkan surat penangkapan untuk 400 orang.
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Teror ke Tempo Dianggap Melanggar HAM, Polisi Diminta Usut Secara Transparan
- Tokoh Agama Minta Masyarakat Papua Tak Terprovokasi Isu Pelanggaran HAM
- Munafrizal Manan: Isu RUU TNI Timbulkan Pelanggaran HAM Terlalu Dipaksakan
- Dinilai Memicu Segudang Masalah, PSN Merauke Tuai Kritik Keras
- Komnas HAM Temukan Sejumlah Masalah dalam RUU TNI