Mengapa Tak Boleh Ada Aplikasi Alkitab Bahasa Minang di Indonesia yang Beragam?
"Tapi itu kemudian disederhanakan menjadi politik identitas. Jadi, Adat Basandi Syarak ini yang mestinya gerbang menuju kekayaan masyarakat Minangkabau, sekarang cuma jadi pagar."
Berdampak buruk bagi toleransi umat beragama
Hilangnya aplikasi Alkitab berbahasa Minang di Playstore disesalkan oleh Halili.
"Mestinya Menkominfo menolak permintaan Gubernur Irwan agar Dirjen Aplikasi Informatika menghapus aplikasi tersebut," kata Halili.
Leonard juga menyayangkan tidak adanya ruang dialog sebelum Gubernur Sumbar menyurati Menkominfo.
"Sebetulnya pihak pertama yang bisa ditanya dan diajak dialog adalah Litbang Kemenag yang punya akses ke lembaga agama manapun."
"Tapi ini kan tidak. Hanya ngomong sendiri, beredar di media sosial, dan kemudian menimbulkan reaksi yang besar," tutur Leonard.
Meskipun Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan permohonan penghapusan tersebut bukanlah karena intoleransi, dalam pandangan Setara Institute, permintaan yang diikuti oleh penghapusan ini bisa menjadi preseden buruk.
Halili khawatir kasus ini bisa dipakai oleh kelompok yang tidak menghargai keberagaman untuk menolak identitas agama yang berbeda.
Apilkasi Alkitab berbahasa Minang sejak pekan lalu hilang dari Google Play Store setelah Gubernur Sumatera Barat meminta aplikasi tersebut dihapus dengan alasan adat dan budaya Minangkabau
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata