Mengapa Virus Corona Lebih Ganas di Negara-Negara Kaya?

Inilah kisah para dokter dan perawat yang senantiasa menjalankan tugasnya menyelamatkan nyawa. Tapi virus corona terlalu berat untuk ditangani.
Unit gawat darurat, koridor-koridor rumah sakit disesaki pasien yang ketakutan, para dokter yang terpaksa mengambil keputusan berat: siapa yang akan mendapat ventilator siapa yang tidak.
Kita telah melihat kesedihan dan kekecewaan di balik masker para tenaga medis. Mayat-mayat korban bergelimpangan, bahkan ada yang dikuburkan bertumpuk-tumpuk dalam satu lubang.

Semua ini terdengar seperti kejadian ratusan tahun lalu. Atau, jika terjadi sekarang, tempatnya di negara yang jauh.
Tapi ini benar-benar terjadi. Kekayaan dan obat-obatan modern yang dimiliki negara-negara "dunia pertama" ternyata tak dapat mencegah penyebaran COVID-19 yang mengerikan bagi warganya.
Tidak ada penjelasan tunggal
Kita sudah tahu penyebab utamanya: respon yang lambat, kurangnya alat tes dan alat pelindung diri (APD) di banyak negara. Dalam hal ini, Australia menjadi contoh keberhasilan di antara negara-negara kaya.
Menurut para pakar, ada beberapa faktor mengapa negara lain dalam kelompok negara kaya mengalami kegagalan yang begitu buruk.
Inilah kisah para dokter dan perawat yang senantiasa menjalankan tugasnya menyelamatkan nyawa
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya