Mengapa WHO Melarang Penggunaan Ibuprofen untuk Pengobatan Virus Corona?

jpnn.com - Ibuprofen sempat menjadi topik perbincangan terkait virus corona. Ibuprofen merupakan salah satu obat penurun panas yang paling sering diandalkan oleh orang-orang Indonesia.
Jenis obat ini umumnya diberikan kepada anak-anak.
"Ibuprofen memiliki sifat antinyeri, antiradang, dan menurunkan panas," ujar dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter.
Ibuprofen termasuk sebagai golongan obat bebas terbatas. Ini artinya, obat tersebut masih boleh dibeli di apotek, tanpa perlu resep dari dokter.
Meski tergolong 'obat bebas', ibuprofen tetap harus dikonsumsi sesuai anjuran yang tertera di label kemasan.
Pada orang-orang yang sensitif atau jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, dampak ibuprofen yang bisa timbul adalah mual dan muntah, perut kembung, nyeri ulu hati, serta gangguan pencernaan.
Mengenai larangan penggunaan ibuprofen untuk pengobatan virus corona, juru bicara WHO, Christian Lindmeier, mengatakan bahwa para pakar badan kesehatan PBB sedang menyelidiki hal tersebut untuk memberikan panduan lebih lanjut.
Namun, Lindmeier menyarankan warga dunia untuk terlebih dahulu menghindari penggunaan ibuprofen jika mengalami gejala virus corona. Dia mengatakan. lebih baik menggunakan parasetamol.
Ibuprofen termasuk sebagai golongan obat bebas terbatas. Ini artinya, obat tersebut masih boleh dibeli di apotek, tanpa perlu resep dari dokter.
- Gusi Bengkak Terasa Menyakitkan, Atasi dengan Mengonsumsi 3 Obat Ini
- 4 Obat yang Ampuh Atasi Sakit Gigi dengan Cepat
- 3 Buah yang Aman Anda Konsumsi Saat Demam
- 3 Obat Flu untuk Anak yang Tersedia di Apotek
- Atasi Nyeri Otot dengan Mengonsumsi 4 Jenis Obat Ini
- Cegah Overdosis Parasetamol, Australia Akan Batasi Penjualan