Mengejar Ombak, Tenggelam, Muncul, Langsung Teriak Senang

jpnn.com - KEBANYAKAN orang hanya mengetahui Pantai Air Manis sebagai lokasi surfing di Padang. Belum banyak yang tahu geliat surfing di Muaro Penjalinan, yang kini semakin didatangi wisatawan.
Vandi Syaputra--Muaro Penjalinan
MATAHARI senja perlahan turun di ufuk barat membuat rona kemerahan di langit Muaro Penjalinan, sore itu. Satu persatu pria bertelanjang dada dengan celana pendek khusus dan sebagian lainnya memakai kaos atau baju ketat berbahan karet.
Mereka berjalan sambil menenteng sebuah papan selancar atau surfboard. Badan mereka sangat kekar dan atletis, dengan kulit cokelat akibat paparan matahari.
Langkah mereka cepat, tapi tidak terkesan terburu-buru berjalan menuju pantai dengan tatapan tertuju ke satu arah, yaitu muara, lebih tepatnya ke arah ombak sore itu.
Semakin dekat dengan bibir pantai, semakin cepat pula langkah mereka. Tampaknya mereka sudah tidak sabar mencicipi dinding ombak nan kebiruan sore itu yang mereka sebut swell, yang berarti gelombang laut dalam periode panjang. Besar atau kecilnya swell merupakan acuan bagi surfer untuk berselancar.
Dengan posisi tengkurap di atas papan selancarnya, lengan mereka terlihat sangat kaut. Kayuhan itu membuat papannya meluncur dengan cepat ke tengah muaro mengejar poin ombak dari bibir pantai.
Dari kejauhan, garis panjang gelombang mulai terbentuk, semakin ke tepi semakin besar gelombangnya. Puluhan surfer yang berada di tengah muaro saat itu saling “memburu” gelombak besar itu.
KEBANYAKAN orang hanya mengetahui Pantai Air Manis sebagai lokasi surfing di Padang. Belum banyak yang tahu geliat surfing di Muaro Penjalinan, yang
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara