Mengembalikan Senyuman Dan Keberanian Korban Pasca Bencana di Indonesia
Dua minggu pasca gempa, Melinda berkesempatan mengikuti sesi penyembuhan trauma di kampus Universitas Mataram, tempatnya belajar.
"Saya diajarin gerakan-gerakan. Ada diajarin menggenggam tangan, kalau tidak salah ada 6 gerakan. Pertama tarik nafas, lalu ada gerakan tai chi, gerakan bagaimana kita menenangkan orang lain, seperti itu kira-kira," tuturnya.
Sebelumnya mahasiswa semester 7 ini sama sekali tak mengetahui tentang penyembuhan trauma bagi korban bencana.
Selepas gempa, ia mengaku mencoba memulihkan kondisi kejiwaannya dengan berkumpul keluarga dan mengatur nafas jika memori tentang gempa membuatnya dadanya sesak.
Hingga ia mendengar informasi mengenai sesi tersebut dari pesan teks rekan kampusnya.
Melinda sendiri tertarik untuk mengikutinya karena ia merasa hal itu penting.
"Saya ingin datang karena merasa ilmu itu langka dan penting sekali. Saya sendiri juga masih sedikit trauma, walau sudah sangat membaik," akunya.
Ia berpendapat penyembuhan trauma bagi korban bencana begitu penting. Ia mengambil contoh keluarganya sendiri.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata