Mengenal Abdul Manan, Presiden Pertama Suku Bajo Indonesia
Berontak dari Tradisi, Sekolah hingga Luar Negeri
Pada 2007, berdirilah perkumpulan suku Bajo internasional. Manan termasuk salah seorang penggagas perkumpulan itu. Anggota pertama berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Belakangan, suku Bajo di Thailand juga bergabung. Meski tersebar di berbagai negara, bahasa mereka sama, yakni bahasa Bajo.
’’Hanya, masing-masing dipengaruhi logat wilayah tempat mereka menetap,’’ kata Manan.
Masing-masing suku Bajo di sebuah negara memiliki pemimpin yang disebut presiden. Pada 2008, para ketua perkumpulan suku Bajo di Indonesia bertemu di Jakarta dan menunjuk Manan sebagai presiden pertama suku Bajo Indonesia. Salah satu pertimbangannya, selain tingkat pendidikannya yang tinggi, populasi suku Bajo di Wakatobi merupakan yang terbanyak di Indonesia. Jumlahnya mencapai 12 ribu orang.
Selama enam tahun menjadi presiden Bajo, Manan berupaya keras mendorong warga Bajo untuk bersekolah. Dia sibuk mencarikan beasiswa bagi warga Bajo di berbagai perguruan tinggi.
’’Saat ini, sudah 111 orang Bajo yang kuliah di Unhalu. Sebelas orang di fakultas kedokteran,’’ ungkap Manan.
’’Kami juga tengah menjalin kerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung,’’ sambungnya.
Tahun lalu, tepatnya 7–9 November 2013, Manan menginisiatori Festival Bajo Internasional di Wakatobi. Seluruh perwakilan Bajo dari berbagai negara hadir. Mereka menggelar berbagai upacara dan ritual adat. Salah satu lomba yang khas adalah Piddanang Mando, yakni lomba menahan napas di dalam laut. ’’Saat itu, rekor yang tercipta sekitar 12 menit,’’ kata Manan.
Warga Bajo memang dikenal ahli menyelam. Mereka bisa menyelam cukup lama di laut tanpa bantuan peralatan. Seorang warga Bajo di Desa Sama Bahari, Sampela, dekat Pulau Kaledupa, La Oda, dipercaya bisa menyelam hingga lebih dari 20 menit tanpa alat bantu pernapasan. Dia sempat diundang ke Jerman untuk free diving di sana.
Suku Bajo kini tersebar di 21 provinsi di Indonesia. Jumlahnya puluhan ribu orang. Menariknya, pemimpin suku yang rumahnya di atas laut itu adalah
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408