Mengenal Faizal Motik, Sosok Pencipta Lagu Pilpres

Raih MURI Berkat Lagu Pemilu dalam Enam Bahasa

Mengenal Faizal Motik, Sosok Pencipta Lagu Pilpres
Foto: Agus Srimudin/JPNN

“Waw...” hatiku bergumam sejenak, pria ini ramah sekali, sepertinya terkaanku meleset 180 derajat, sebelum bertatap muka, aku sempat mengira akan kaku ngobrol dengan sang pencipta lagu pemilu/pilpres, konon dia dari keluarga yang melegenda, tidak hanya di Sumsel tapi juga di ibukota Jakarta bahkan level nasional, apalagi aku harus bertemu beberapa stafnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya masuk gedung dua tingkat itu untuk bertamu. Rumah Faizal hanya berkelang beberapa rumah dengan kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla, atau sekitar 50 meter dari masjid raya Sunda Kelapa, tempat ibadah yang acapkali digunakan para petinggi bangsa ini. 

”Ado limo rekor yang dicatat Muri, pertamo; satu lagu utuh dalam enam bahasa. Kedua, satu-satunya klip vedio yang peluncurannya dihadiri oleh lebih dari seribu orang. Ketiga, dihadiri Presiden SBY dan Wakil Presiden JK. Keempat, dihadiri oleh ketiga pasang capres dan cawapres; Mega-Prabowo, SBY-Boediono, dan JK-Wiranto, tak kalah pentingnya proses pembuatan lagu ini boleh dibilang tercepat,” Faizal langsung cerita.

Dia bergerak reflek beranjak dari tempat duduk, langsung memasukkan sebuah keping video CD bercorak biru, orange, dan putih ke komputer yang sudah hidup, berada di pojok ruang itu. Jemari kanannya memainkan mouse warna putih, tak berapa detik, suara musik mengalun disertai munculnya wajah sederet artis kesohor, seperti Titiek Puspa, Memes, Trio komedian Bajaj, Elly Kasim, Koes Hendratmo, Sundari Sukoco, Indi Barends, Hedi Yunus, tentu Faizal Iskandar Motik tak kalah semangat bergoyang. Lagu enam bahasa yang dianggap bisa mewakili beragam suku di tanah air itu dilahap habis.

”Nak nanyo apo lagi Mang Cik, wong kito galo... Idak ragu lagi Bik Cik, wong kito galo... Wong kito galo.., wong kito galo... Ini pemilu kito.. (dialek Palembang). Melu pemilu Pak Lik, kabeh s'dulur dhewe... Ojo nganti ono sing keri.. Pemilu-ne dhewe, kabeh s'dulur dhewe, kabeh s'dulur dhewe, pemilu-ne dhewe.. (dialek Jawa)”

UCAPAN assalamualaikum meluncur dari sesosok pria tegap berbaju putih yang berjalan dari ruang tengah menuju ruang tamu. Hampir bersamaan aku berdiri,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News