Mengenal Faizal Motik, Sosok Pencipta Lagu Pilpres
Raih MURI Berkat Lagu Pemilu dalam Enam Bahasa
Selasa, 23 Juni 2009 – 19:20 WIB
Foto: Agus Srimudin/JPNN
Bagaimana Titiek Puspa dan musisi-musisi andal tanah air bisa bergabung? ”Setelah aku buat lagu itu, aku hubungi Buk Titiek Puspa, lalu Titiek yang ngundang artis-artis lain. Alhamdulillah, beliau suka lagu ini. Titiek sendiri bilang, lagunya enak, menyenangkan, dia suka, Titiek juga suka isinya, makna lagu ini.”
”Awalnyo, aku mau lagu yang diluncurkan semua yang bebaso Plembang, tapi peluncuran ini malah dipercepat, Titiek minta agar ado dalam bahasa lain, lalu aku buatkan, tapi ternyato lebih bagus satu lagu utuh yang mengandung enam bahasa. Ini sudah disetujui MURI, nanti pas pemberian rekor MURI, aku undang kau,” imbuhnya.
Buah manis yang dipetik tentu tak semudah mengerlitkan mata. Pekerjaan paling rumit ialah penyempurnaan. Itu dilakukannya hingga berkali-kali, bahkan finishing pun masih ada perubahan. “Aku panggil aransemen, sudah diaransir, terus mereka (para artis) nyanyi. Sebenarnyo bikin lagu dak lamo, yang agak lamo itu ngontaki (menghubungi) artis-artis dan nyocokan waktu, total waktu sekitar sebulan atau lebih dikit sampai enam minggu.”
Bagaimana tentang pendanaan? ”Itu gak perlu, gak bisa diceritain, yang jelas ini sangat murah karena artis gak dibayar, hanya ganti ongkos transport, mereka dengan gairah ikut ini, kalau mesti bayar pasti mahal banget, bisa miliaran, Titiek Puspa aja satu kali nyanyi 60 jutaan rupiah, iklannya aja 100 jutaan, hik..hik..hik..,” Faizal terkekeh-kekeh.
UCAPAN assalamualaikum meluncur dari sesosok pria tegap berbaju putih yang berjalan dari ruang tengah menuju ruang tamu. Hampir bersamaan aku berdiri,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu