Mengenal IMACE, Aplikasi yang Mempertemukan Pelaku Usaha Agribisnis dan Petani

Mengenal IMACE, Aplikasi yang Mempertemukan Pelaku Usaha Agribisnis dan Petani
Mentan Syahrul Yasin Limpo memperkenalkan IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export). Foto: Kementan

IMACE, menyajikan informasi data ekspor pertanian secara komputasi waktu nyata atau real-time.

Selain itu, aplikasi ini juga menyajikan data pemetaan potensi komoditas pertanian ekspor di daerah sentra dan menjadi input dalam pemberdayaan masyarakat.

Untuk memudahkan penggunaannya, IMACE hadir dalam dua platform aplikasi yang berbasis situs web dan berbasis android yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

Pada awal pengembangan inovasi ini, ditujukan untuk mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, GRATIEKS yakni program yang digagas Mentan SYL guna meningkatkan kinerja ekspor pertanian.

Dalam kurun waktu lebih dari satu tahun, aplikasi yang telah digunakan di 9 Provinsi ini telah dapat mendorong performa kinerja ekspor.
Bedasarkan data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020 peningkatan ekspor pertanian tercatat sebesar 15,2 persen dibandingkan kinerja tahun sebelumnya.

Barantan juga mencatat adanya penambahan 1,300 eksportir baru serta 98 komoditas ekspor pertanian baru atau emerging product sebagai signifikasi dampak terbukanya akses informasi ekspor.

Nurjaman Moctar, salah satu tim independen menyampaikan bahwa dengan era 5G akan memberi dampak pada perdagangan termasuk produk pertanian secara online, untuk itu IMACE menjadi tepat dalam mengambil momentum ini.

“Selain itu, Kementan juga harus segera membangun ekosistem berdasarkan blockhain yang dikelola oleh Kementan,” ujarnya.

Mentan Syahrul Yasin Limpo memperkenalkan IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export), yakni aplikasi yang dibuat untuk mempertemukan para pelaku usaha agribisnis dengan para petani di wilayah sentra komoditas unggulan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News