Mengenal Kekayaan Budaya dan Sejarah Nusantara Melalui Jalur Rempah
Mantan Menteri Luar Negeri era Reformasi itu pun berharap upaya memperkenalkan sejarah tanah air terus ditingkatkan. Dalam hal ini, peran pemerinah tentunya sangat diharapkan.
“Kesadaran akan masa lalu kita sangat penting. Seperti Bung Karno pernah bilang, 'hanya bangsa besar yang bisa menghargai sejarahnya'. Kami mengingatkan para pengambil kebijakan, baik di pusat dan daerah, akan pentingnya pembelajaran untuk generasi muda tentang sejarah," jelasnya.
BACA JUGA: Maluku Perjuangkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia
Di Ternate dan Tidore diketahui ada pohon Cengkeh Afo, yang diyakini sebagai cengkeh tertua di dunia. Usianya diperkirakan mencapai ratusan tahun. Di sekitar Cengkeh Afo, tersebar tanaman pala, yang juga komoditas andalan dari Ternate dan Tidore.
Benteng bersejarah di Maluku. Foto: Istimewa
Sejarah mencatat, cengkeh merupakan alasan mengapa begitu banyak bangunan benteng di sekitar Ternate dan Tidore. Benteng-benteng terebut dibangun oleh Spanyol dan Portugis tidak lain adalah untuk melindugi cengkeh, yang kala itu dianggap sebagai harta karun.
Benteng yang tersebar di wilayah Ternate dan Tidore di antaranya Benteng Tolukko, Benteng Kastela, Benteng Tore, dan Benteng Tahula. Tidak hanya sejarah, ragam kuliner lokal Ternate dan Tidore seperti papeda yang disantap bersama gohu tuna juga patut dicoba.(mg7/jpnn)
Jejak sejarah jalur rempah mendasari Yayasan Negeri Rempah untuk membuka wawasan masyarakat melalui perjalanan wisata yang menyenangkan.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Ditjen Kebudayaan dan Sekretariat ASEAN Bangkitkan Budaya Rempah Asia Tenggara
- TELU: Menemukan Kearifan, Memahami Kekayaan Budaya Bali
- 2024, Kemendikbudristek Targetkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO
- Festival Budayaw IV Resmi Ditutup, 4 Negara Berkolaborasi di Jalur Rempah
- Program TEKAD Dukung Revitalisasi Jalur Rempah Maluku Utara
- Maluku Utara Bagian Penting dari Perjalanan Sejarah Jalur Rempah Nusantara