Mengenal Komunitas Katolik yang Berbagi Jamuan Makan Bersama Warga Miskin

Pendekatan kebersamaan dan persaudaraan yang didorong oleh komunitas Sant'Egidio melalui rumah persahabatan telah berhasil menghilangkan kekhawatiran dan prasangka warga terhadap pelayanan yang mereka berikan.
Seperti diakui, Rosiah, 43 tahun, warga kampung duri Kepa Daan Mogot Jakarta barat yang beragama Islam ini mengaku senang dan terbantu dengan persahabatan yang ditawarkan komunitas Sant'Egidio di wilayahnya.
"Anak Saya senang bahasa Inggris. Saya tidak bisa. Mau ikut kursus mahal. Makanya anak saya senang bisa belajar bahasa Inggris dari kakak relawan di sini. Mereka juga jadi belajar gak beda-bedain orang, mau agamanya apa juga," kata ibu yang sehari-hari bekerja sebagai penjual makanan di Pasar Daan Mogot ini.
Atas upaya mempromosikan dialog dan perdamaian antar umat beragama ini, pada September lalu, komunitas Sant'Egidio Indonesia menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan 2018 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia