Mengenal Prosesi Tegak Tiang Tuo di KCBN Muarajambi

Mengenal Prosesi Tegak Tiang Tuo di KCBN Muarajambi
Tegak tiang tuo menjadi tradisi masyarakat Jambi ketika membangun rumah atau bangunan lainnya, yang diyaniki dapat mendatangkan hal-hal baik dan menolak bala. Foto: Antara

jpnn.com, JAMBI - Bagi masyarakat Jambi, ketika membangun rumah atau bangunan lainnya mereka masih menggunakan prosesi peletakan tiang pertama atau tiang tuo.

Tiang tuo biasanya diletakan ditengah lokasi bangunan dan berukuran lebih besar dari tiang lainnya, dengan menggunakan jenis kayu bulian.

Tradisi Tegak Tiang Tou ini, merupakan tradiri adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur masyarakat adat Desa Danau Lamo secara turun temurun.

“Jadi sejak zaman nenek moyang kito sampai sekang ini, kalau tegak tiang tuo itu acara khusus yang kito lakukan untuk tiang pertamo atau tiang tou tiang yang berdirinya di tengah-tengah bangunan,” ucap kepala Desa Danau Lamo, Ismail Ahmad.

Setelah tiang ditelakan di tengah lokasi, kemudian dilengkapi juga dengan cekokot, stabun tawar, serta dibacakan pento, yang bermakna harapan, doa, serta tolak bala. 

Peletakkan cecokot dimulai dari peletakan emas yang melambangkan cahaya dan rezeki. Selanjuthya peletakan perak yang melambangkan kemakmuran, peletakan serbuk besi yang mengartikan bahwa yang punya rumah adalah orang yang bertekat kuat.

Kemudian, dilanjutkan dengan peletakan tapak kuda, yang melambangkan kekuatan bak Kuda Pelajang Bukit, disuru pegi diimbau datang.

Dan terakhir, peletakan sawangan angin, yang melambangkan kesejukan, dan kenyamanan di dalam rumah. Dengan harapan, rumah bisa menjadi tempat bernaung yang sejuk.

Tegak tiang tuo menjadi tradisi masyarakat Jambi ketika membangun rumah atau bangunan lainnya, yang diyaniki dapat mendatangkan hal-hal baik dan menolak bala

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News