Mengenal Tukirin Partomihardjo, 34 Tahun Meneliti Biota Krakatau
Bertiga Nyaris Mati Dihujani Batu Berapi
”Ini sebenarnya kesempatan bagi para peneliti muda untuk melihat bagaimana sebuah bangunan alam yang hancur, lalu berangsur-angsur terbentuk kembali. Saya percaya suatu saat pasti ada (penerus saya, Red),” kata Tukirin.
Karena itulah, Tukirin masih menunggu generasi baru yang mau melanjutkan penelitiannya terhadap perilaku Krakatau. Tukirin bisa memahami bahwa kebijakan pemerintah masih cenderung memprioritaskan penelitian yang langsung memberikan dampak kepada masyarakat.
”Sementara penelitian terkait Krakatau adalah ilmu dasar, science for science. Jadi, memang jarang pemerintah mau mendanai penelitian seperti itu,” ujarnya.
Di sisa masa tugasnya yang tinggal dua tahun lagi sebagai peneliti LIPI, Tukirin memiliki obsesi untuk menyelesaikan buku yang khusus membahas pengalaman dirinya meneliti biota di Krakatau.
”Saya mencoba menulis agak ilmiah, tapi dengan bahasa populer. Ini memang sudah jadi tugas dan janji saya. Semoga sebelum pensiun sudah selesai,” tandas dia. (*/c5/c10/ari)
Anak Gunung Krakatau merupakan salah satu fenomena yang menjadi perhatian dunia. Ratusan pakar pernah datang untuk meriset gunung berapi yang masih
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408