Mengenang Bertemu Gus Dur dan Guru Ijai, Mengharukan...
Ia menyebut nama-nama saudagar dan dermawan asli Banjar tempo dulu. Setelah mereka almarhum, tak ada penggantinya, orang Banjar kian terpinggirkan.
"Kecil di perantauan tidak aneh. Tapi kecil di kampung kelahiran rasanya menyedihkan," tukasnya.
Mengenai Islam, ia terkagum-kagum dengan ajaran surga di bawah telapak kaki ibu. “Padahal Islam lahir di zaman jahiliyah yang sangat merendahkan perempuan. Luar biasa," akunya.
Salah seorang mahasiswa Paul adalah Helman Ari Gellyrian, penyiar radio swasta. Selama kuliah di Uniska, Helman menyebut Paul tak pernah canggung atau berjarak meski mengajar di kampus Islam.
"Ciri khasnya kemana-mana pakai topi pet. Mahasiswa rasa-rasanya tidak percaya beliau itu tokoh Kristen," ujarnya.
Pengakuan juga datang dari Kesultanan Banjar. Paul dianugerahi gelar Datu Cendekia Hikmadiraja pada tahun 2011.
Atas jasa mencerahkan pikiran masyarakat, keraton dan kebudayaan Banjar. Piagam itu ia pajang di samping foto keluarganya. (fud)
Dipanggil ke Martapura, Banjarmasin, Sulsel, pada Mei 2006. Di situ ia bertemu Gus Dur dan Abah Guru Sekumpul. Itulah momen paling menggetarkan
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- Delapan Prabowo
- Tiga Presiden
- TAP MPR II/2001 Sudah Tidak Berlaku, Bamsoet Desak Segera Pulihkan Nama Baik Gus Dur
- Dewan Syura PKB: Pencabutan TAP MPR Memulihkan Nama Baik Gus Dur
- TAP MPR Soal Gus Dur Dicabut, Cak Imin Mengapresiasi Perjuangan Fraksi PKB