Mengenang Kudatuli, Pembuka Jalan Megawati ke Puncak Kekuasaan
Oleh: Andus Simbolon*
Tapi Megawati dan suaminya, almarhum Taufiq Kiemas harus berurusan dengan aparat kepolisian karena mengadakan kegiatan partai di rumah mereka di Kebagusan, Jakarta Selatan.
Patut dicatat, hanya mereka yang betul-betul tahan banting atau militan yang bisa menghadapi situasi demikian. Terbukti, di antara pendukung Megawati ada yang menyerah dan kemudian meninggalkanbya atau membelot ke kubu Soerjadi.
Mereka ini berfikir karir politik dan nasibnya bisa lebih buruk jika terus bertahan mendukung Megawati. Maka tidak heran pada masa-masa itu justru orang-orang “bersendal jepit” yang minim pemahaman politik dan ideologi yang merapat ke kubu Megawati. Tetapi mereka punya semangat yang meneriakkan yel-yel mendukung Megawati.
Penting untuk diketahui, pekerjaan paling berat kubu Megawati adalah membentuk kepengurusan partai di daerah paska kongres tersebut. Susunan personalia PDI di DPD dan DPC carut marut. Maka guna mempertahankan keberadaan PDI sebagai partai politik yang memiliki cita-cita politik, maka kubu Megawati harus mengisi guna melengkapi kepengurusan partai.
Tantangan yang dihadapi adalah mencari orang yang mau menjadi pengurus PDI versi Megawati. Disebut tantangan karena pada situasi demikian tidak mudah mencari orang yang mau dan berani menjadi pengurus partai. Diperlukan jurus jitu meyakinkan mereka. Inilah yang dilakukan Alex Litaay dan rekannya yang lain mempertahankan kepemimpinan Megawati.
Namun di balik itu, perjuangan Megawati rupanya mendapat simpati dan empati dari masyarakat luas. Pada pemilu itu Megawati tidak menggunakan hak pilihnya karena mengangap PDI pimpinan Soerjadi tidak sah. Ternyata sikap Megawati ini diikuti pendukung-pendukung setianya maupun masyarakat pada umumnya.
Hasilnya luar biasa. Perolehan kursi PDI Soerjadi benar-benar jeblok, karena masyarakat tidak mendukung dan tidak mengakui mereka.
Pada waktu pemilihan umum tahun 1997, PDI Soerjadi benar-benar terpuruk, karena perolehan kursinya di DPR, DPRD provinsi dan kabupaten/kota tergerus.
TEPAT pada tanggal 27 Juli, 20 tahun silam, sebuah catatan kelam mewarnai sejarah Indonesia. Hari itu, Sabtu, terjadi penyerbuan ke kantor Partai
- Kapolsek Dicopot setelah Viral 3 Oknum Polisi Aniaya Warga
- Contraflow Tol Japek Arah Cikampek Diperpanjang
- Menteri Kebudayaan Ajak Masyarakat Lebih Dekat dengan Legenda Musisi & Penyanyi 1960
- Pupuk Indonesia & Kementan Berkolaborasi, Siap Salurkan Pupuk Bersubsidi Awal 2025
- Hasto Tersangka, Ketua KPK Mengeklaim Punya Alat Buktinya
- Menteri Imipas Agus Andrianto Bertekad Sikat Pungli-Penyelundupan Narkoba di Lapas