Mengenang Surat Ainun, Rudy Tertawa
Cerita cinta dengan Farida tidak mulus. Setelah pergi ke Jerman, hubungan keduanya kian tidak jelas. Apalagi kala itu komunikasi jarak jauh tidak semudah sekarang. Untuk menelepon sebentar saja, alamak biayanya. Surat pun jadi satu-satunya alat komunikasi yang murah. Itu pun harus menunggu berbulan-bulan untuk bisa menerima sepucuk surat.
Tak mampu mengatasi problem LDR (hubungan jarak jauh), hubungan Rudy dan Farida pun kian pudar. Apalagi Rudy baru berusia 18 tahun. Mudah saja untuk move on dan fokus pada cita-citanya di Jerman.
Ainun? Beluuuuuum.
Belum ada sama sekali sosok Ainun di benak Rudy. Dia pun berada di Jerman tanpa beban. Ainun pun demikian. Dia melenggang masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tanpa sedikitpun menyisakan ruang pikiran untuk si anak kurang ajar. Yang pernah mengatainya jelek, hitam, dan gendut.
Di Jerman, magnet pesona Rudy kian kuat menyedot perhatian para gadis. Apalagi setelah dia memenangkan tender untuk melanjutkan studi S3. Menurut Rudy, sekolah S3 di sana beda dengan di Indonesia.
Di sini, calon mahasiswa mendaftar, ikut tes, diterima, kemudian membayar untuk mulai berkuliah. ”Di sana ditender. Yang menang tender justru dibayar untuk sekolah. Buat anak muda seperti saya, lumayan itu,” katanya, lalu tertawa.
Dengan makin mapannya Rudy, makin banyak gadis yang tertarik. Apalagi, Rudy terbilang aktif di organisasi pemuda. Dia pernah menjadi ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Aachen. ”Itu juga sebabnya saya ada kontak dengan perempuan. Normal kan,” ucapnya.
Rudy memang fokus jika sudah berkutat dengan kuliah dan pekerjaannya di sana. Namun, saat akhir pekan tiba, dia bergaul seperti biasa. Layaknya anak muda. Berkenalan dengan banyak orang. Menonton konser. Atau sekadar jalan-jalan dengan teman-temannya.
SOSOK Bacharuddin Jusuf “Rudy” Habibie saat muda begitu tampan, jenius pula. Maka tak heran jika tidak sedikit perempuan yang ingin dekat-dekat
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala