Mengenang Surat Ainun, Rudy Tertawa

Sebuah rumah susun di Oberforstbach jadi pilihan utama. Ukurannya lumayan besar. Lengkap dengan ruang keluarga, kamar tidur, kamar anak-anak, dapur, dan kamar mandi.
Tinggal jauh dari pusat kota membuat Ainun merasa hidupnya agak berat. Untuk memeriksakan kandungannya saja, dia harus naik bus. Itu pun tidak selalu ada. Hanya pagi dan sore.
Untuk bersosialisasi, Ainun juga kesulitan karena bahasa Jermannya belum begitu lancar. Rudy yang jadi satu-satunya teman Ainun pun selalu pulang larut untuk menyelesaikan studinya. Ainun makin kesepian.
Pada 16 Mei 1963, putra pertama Rudy dan Ainun lahir. Mereka menamainya Ilham Akbar Habibie. Karena sudah punya anak, Rudy membutuhkan penghasilan tambahan agar bisa mencukupi kebutuhan.
Rudy pun menjalani pekerjaan sampingan sebagai ahli konstruksi di pabrik kereta api. Dia mendesain gerbong-gerbong berkonstruksi ringan. Waktunya pun habis di luar.
Berkat ketekunannya bekerja, Rudy memperoleh pekerjan di Hamburg. Gajinya bertambah dan impian mereka sedikit demi sedikit mulai terwujud. Mereka membeli mesin cuci karena kerap kewalahan dengan tumpukan pakaian yang harus dibawa ke laundry umum. Di Hamburg, Ainun melahirkan putra kedua mereka. Thareq Kemal Habibie pada 1967.
Perlahan tapi pasti, kondisi ekonomi mereka membaik. Ainun juga kembali bekerja sebagai dokter untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dia juga masih punya keinginan untuk menggunakan ilmu yang dia miliki. Waktu Ainun untuk keluarga jadi sangat terbatas.
Puncaknya, saat Thareq yang kala itu berusia 6 tahun sakit keras. Ainun merasa ada yang salah dalam dirinya. Dia sibuk mengurusi anak orang lain. Sementara anaknya sendiri terbengkalai.
SOSOK Bacharuddin Jusuf “Rudy” Habibie saat muda begitu tampan, jenius pula. Maka tak heran jika tidak sedikit perempuan yang ingin dekat-dekat
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu