Mengetuk Pintu Langit India dari Mumbai

Mengetuk Pintu Langit India dari Mumbai
Suasana TTF dan OTM di Bombai Exhibition Center di Mumbai, India, tadi malam.

Lalu darimana cara menghitung besarnya potensi itu? Pertama, India dan Indonesia memiliki koneksi histories yang lekat. Kerajaan Pasai misalnya, punya kesejarahan dengan pedagang-pedagang Gujarat, sebuah kawasan di utara Mumbai. Kedua, Hindu dan Budha adalah agama lama yang eksis di Indonesia dan memiliki banyak artefak yang populer. Seperti Candi Mendut-Candi Borobudur (Budha). Candi Prambanan, Candi Sukuh, Candi Cetho, untuk pemujaan Hindu.

Ketiga, ada kenyataan yang sulit dinalar, tetapi nyata. Indonesia adalah negara muslem terbesar di dunia, tetapi lokmotif pariwisatanya adalah Pula Dewata “Bali” yang berbasis religi Hindu. Sebaliknya, India adalah negara Hindu-Budha terbesar di dunia, tetapi memanfaatkan Taj Mahal sebagai icon pariwisata yang merupakan peninggalan muslem. “Dari situ saja sudah bisa dilihat, peluangnya besar sekali,” pria berkacamata yang berhandicap golf 20 ini.

Ada fakta lain? “Ada dong! India merupakan salah satu negara terpadat dengan jumlah 1,3 miliar manusia. Memiliki industri outbound terbesar di dunia. Lalu 350 juta orang kayanya bepergian ke luar negeri setiap tahunnya. Pemerintah India tak pernah mengeluarkan travel warning dan travel advisory kepada warganya yang hendak bepergian ke luar negeri,” jelas Novie.

Satu hal lagi, kata dia, wisatawan asal India memiliki lama tinggal yang lebih panjang serta pengeluaran yang lebih besar dibandingkan wisatawan dari negeri lain. Memang, keluhan industri wisata, orang-orang India itu termasuk kategori “petinju” maksudnya, kalau sudah memegang uang tangannya menggenggam. Tidak mau bagi-bagi! “Tetapi statistik tahun 2009, pengeluaran wisman India 1.327, 9 USD per kunjungan? Itu termasuk besar! Yang ke Malaysia hanya menghabiskan 680 USD per kunjungan? Singapore juga tak lebih dari 1.080 USD? Justru pesaing kita adalah Filipina, hampir 1.500 USD per kunjungan, tetapi jumlah pengunjung tak pernah lebih dari 5000 wisman per tahun,” tuturnya.

Ada satu fakta mencengangkan tentang India. Jumlah orang kaya di Asia Selatan itu sudah mencapai 350 juta orang. Itu artinya, 100 juta lebih banyak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News