Menggandeng Tokoh Masyarakat, Merangkul Anak Muda
jpnn.com, MATARAM - Persoalan pernikahan dini tidak bisa diselesaikan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) sendiri.
Butuh kerja semua pihak, kerja sama dengan instansi lainnya. Semua komponen itu dilibatkan dalam setiap proses dan program.
DP3AP2KB melakukan intervensi pada semua stakeholder itu. Misalnya untuk mengatasi tantangan budaya, DP3AP2KB melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat dan tokoh agama. DP3AP2KB membuat forum rembuk warga di desa-desa yang masuk kategori merah kasus pernikahan usia dini. Di forum rembuk warga itu, diikuti juga para ibu dan remaja.
Dari forum rembuk itu disepakati tentang pendewasaan usia perkawinan. Misalnya di beberapa desa sudah ada awig-awig tentang usia perkawinan. Anak sekolah tidak boleh lagi dibawa merariq. Jika para tokoh masyarakat, tokoh agama sudah satu suara tentu praktik pernikahan usia dini itu bisa dicegah.
DP3AP2KB juga mengintervensi para remaja. Pada usia ini mereka masih labil, dan kerap kali ketika diajak menikah mereka mau. Nah, di sini DP3AP2KB masuk memberikan pemahaman tentang bahaya pernikahan dini.
Jangan hanya dilihat enaknya yang sebentar saja. DP3AP2KB memberikan pemahaman apa yang akan terjadi ketika mereka menikah dini, apa konsekuensi. Dengan pemahaman ini diharapkan para remaja ini tidak berpikir untuk menikah ketika masih sekolah.
Dalam pendekatan ke remaja ini, DP3AP2KB juga melibatkan Forum Anak NTB. Jadi DP3AP2KB memakai pendekatan remaja sebaya. Adik-adik inilah yang memberikan pemahaman pada rekan seusia mereka untuk tidak menikah.
Di Forum Anak NTB ini ada yang sedang kuliah, sukses di pendidikan, dan diharapkan itu bisa memotivasi remaja-remaja yang masih bersekolah. Selain Forum Anak ini, tentu saja DP3AP2KB juga membangun kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisai perempuan, PKK, ibu-ibu pengajian. Bahkan sekarang DP3AP2KB sedang menyiapkan lembar Jumat yang muatannya pendewasaan usia perkawinan dan perlindungan perempuan. Jadi nanti khatib sholat Jumat membaca khutbah tentang materi tersebut.
Materi kampanye pendewasaan usia perkawinan juga mengikuti perkembangan. Di zaman yang dikenal dengan millenial ini, pengguna internet terus meningkat. Kehadiran media sosial memudahkan koneksi. Termasuk juga para remaja adalah salah satu kelompok usia yang dominan memanfaatkan media sosial.
Butuh kerja semua pihak, kerja sama dengan instansi lainnya. Semua komponen itu dilibatkan dalam setiap proses dan program.
- Ganjar Pranowo Dikabarkan Bakal Bertemu TGB di Lombok, Nih Agendanya
- Mengapa Lailatulqadar Dinantikan? Ulama Ini Ulas Alasannya
- Demi Pendidikan Indonesia, Ulama Kondang Ini Rela Tinggalkan Posisi Penting di Mekkah, Siapa Dia?
- Saat Pandemi COVID-19 Pernikahan Usia Dini Meningkat
- 3 Risiko Pernikahan Usia Dini
- 800 Siswa di NTB Menikah di Usia Dini, Aidy: Itu yang Sudah Melapor Resmi