Mengganti Rezim (Menyelamatkan Peradaban)
Rabu, 27 Juli 2011 – 05:12 WIB
Pengakuan Nazaruddin yang disiarkan TV itu, tentu saja, sampai juga ke masyarakat yang sejak beberapa tahun terakhir ini mengalami depresi ekonomi akibat usahanya bangkrut, atau yang terkena PHK massal, dan mereka yang harus bermandi keringat untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca Juga:
Mudah dibayangkan bagaimana perasaan mereka mendengar testimoni kriminal itu, yang menyebut jumlah uang milyaran rupiah dengan enteng, dan dengan ringan membagikannya kepada para petinggi partai yang oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) dibilang memenangi pemilu 2009 itu.
Kita tahu, semua politisi dari parpol lain juga tahu, apalagi para anggota DPR, bahwa apa yang diucapkan Nazaruddin lebih banyak benarnya ketimbang sensasinya. KPK dan institusi hukum seperti Polri dan Kejaksaan yang memiliki perangkat pemantau, niscaya juga paham, Nazaruddin tidak sedang menabur angin.
Tapi kita juga tahu, dalam forum Rakernas yang akronimnya kemudian diplesetkan menjadi "Rapat Korban Nasaruddin" atau "Rapat Koruptor Nasional", para petinggi Partai Demokrat yang namanya disebut Nazaruddin menerima uang sangat banyak itu, terlihat sangat santai. Tak ada wajah khawatir atau marah. Semua seolah sudah merupakan hal yang rutin dan biasa-biasa saja.