Menggerakkan Tangan Kiri BUMN 22 Kali

Menggerakkan Tangan Kiri BUMN 22 Kali
Menggerakkan Tangan Kiri BUMN 22 Kali
Secara singkat, tiga tujuan itu sebenarnya bisa dirangkum dalam sebuah kebijakan yang digariskan Presiden SBY berikut ini: BUMN harus bisa menjadi "tangan kedua" pemerintah. Penegasan ini diulangi sekali lagi oleh beliau di depan sekitar 1.000 orang yang menghadiri pertemuan besar BUMN di Jogja Rabu lalu.

     

Untuk menggerakkan pembangunan, kata Presiden SBY, pemerintah sudah punya satu "tangan":  APBN. Tapi hanya punya satu "tangan"  tidak lengkap. Pembangunan akan bisa lebih maju dan lebih cepat kalau memiliki "tangan" kedua: BUMN. Ibarat manusia, dengan memiliki dua tangan, kita memang bisa lebih sempurna.

    

Pertemuan besar BUMN dengan Presiden SBY di Jogja itu sangat semarak. Semua direktur dan komisaris BUMN hadir. Juga hadir 14 orang menteri, Jaksa Agung Basrief Arief, Ketua BPK Hadi Purnomo, dan Kepala BPKP Mardiasmo.

    

Para direksi BUMN, termasuk direktur utamanya, hari itu mengenakan baju yang biasa dipakai pegawai golongan terendah di setiap BUMN. Di dalam lift, saat mengantar Bapak Presiden ke tempat acara, saya laporkan tentang tidak dipakainya jas dan dasi dalam pertemuan besar tersebut. Ini sebuah simbol bahwa direksi BUMN harus siap meninggalkan kemewahan yang berlebihan mengingat BUMN harus lebih efisien, bersih, dan menjadi contoh untuk lokomotif pertumbuhan.

UNTUK apa negara memiliki BUMN? Bukankah negara bisa maju dan makmur tanpa BUMN? Seperti Amerika Serikat dan Jepang? Juga seperti Inggris yang dulunya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News