Menggerakkan Tangan Kiri BUMN 22 Kali

Menggerakkan Tangan Kiri BUMN 22 Kali
Menggerakkan Tangan Kiri BUMN 22 Kali
Pertemuan-pertemuan dengan BP Migas yang dipimpin Kepala BP Migas R Priyono sudah dilangsungkan. Dalam pertemuan itu,  "pasukan BUMN" dipimpin oleh menterinya sendiri. Tim-tim kerja sedang disusun. Kemampuan BUMN dan swasta harus digabung untuk bisa bersaing dengan perusahaan asing yang memang hebat-hebat itu.

BUMN saja tidak kuat.  Swasta nasional saja tidak mampu. Tapi, kalau kemampuan keduanya bisa bergabung, kue yang begitu besar akan bisa lebih banyak dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri.

Tidak perlu ada perlakuan khusus dan fasilitas khusus. Harus ada persaingan yang sehat, termasuk dengan perusahaan asing. Tujuannya, industri dalam negeri kian cepat dewasa. Lebih baik BUMN fokus "merebut" kue di BP Migas itu daripada,  misalnya, ikut berebut proyek-proyek kecil di APBN.

Kemampuan BUMN harus selalu "naik kelas" dan bukan justru "turun kelas" ke proyek-proyek kecil yang sudah bisa ditangani swasta. Proyek-proyek di BP Migas umumnya memang proyek yang skalanya besar dan memerlukan kemampuan teknologi yang lebih tinggi.

UNTUK apa negara memiliki BUMN? Bukankah negara bisa maju dan makmur tanpa BUMN? Seperti Amerika Serikat dan Jepang? Juga seperti Inggris yang dulunya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News