Menggigit Kuku, Berbahaya Atau Menjijikkan?

jpnn.com - KEBIASAAN menggigit kuku menurut kajian pakar kesehatan memang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Menggigit kuku tidak hanya buruk dari sisi higienis, namun juga dapat memicu timbulnya infeksi pada kulit, meningkatkan risiko terkena influenza, serta infeksi lain akibat menyebarnya bakteri dari kuku dan jari.

"Ada alasan berbeda mengapa menggigit kuku berbahaya," kata seorang Ahli Kuku di Weill Cornell Medical College, Richard Scher, MD, seperti dilansir laman Men's Health, Senin (18/8).

Kuku merupakan tempat pelabuhan berbagai macam kuman. Misalnya, keluarga bakteri yang disebut enterobacteriaceae-yang mencakup bakteri salmonella dan E. coli, cenderung berkembang di celah nyaman di bawah ujung kuku anda. Ketika anda menggigit kuku, bakteri tersebut akan berpindah dari mulut ke usus anda di mana mereka dapat menyebabkan infeksi gastro intestinal yang menyebabkan diare dan sakit perut.

Jangka panjang, kebiasaan mengigit kuku juga dapat menimbulkan jenis infeksi yang disebut paronychia (kuku bernanah/cantengan). Lecet pada kulit jari anda memungkinkan strain bakteri atau ragi untuk masuk ke dalam. 

Virus kutil HPV juga merupakan infeksi yang umum bagi anda yang hobi mengigit kuku. Setelah menginfeksi jari, kutil ini kemudian dapat menyebar ke mulut dan bibir. Bahaya menggigit kuku juga meluas ke gigi anda.

"Menggigit kuku secara konstan dapat menyebabkan oklusi gigi yang buruk, sehingga gigi penggigit bergeser atau bentuknya menjadi aneh. Selain itu mereka juga rentan terhadap penyakit gusi dan infeksi gigi lainnya," kata Scher lebih lanjut. 

Jadi bagaimana anda berhenti dari kebiasaan tersebut? Untuk banyak orang, menggigit kuku merupakan manifestasi dari stres atau gangguan psikologis. Jadi sebaiknya anda meminta bantuan dari seorang psikiater.

Jika kebiasaan mengigit kuku anda masih ringan maka anda bisa membeli produk over the counter yang dapat menyebar pada kuku anda yang memiliki rasa pahit sehingga mengingatkan anda untuk tidak mengigit kuku lagi. (fny/jpnn)