Menggugat Diskriminatif, Lewat Sekolah Inklusif
Minggu, 21 Oktober 2012 – 11:15 WIB

Menggugat Diskriminatif, Lewat Sekolah Inklusif
Ismail bukanlah satu-satunya anak-anak berkebutuhan khusus yang menimba ilmu di SMAN 2 Payakumbuh. Dua penyandang tunanetra lain, yakni Andri Putra dan Miftahul Noviem Syari juga menimba ilmu di sekolah ini. Sebelum mereka, belasan penyandang tunanetra telah menamatkan pendidikan di SMAN 2. "Bahkan, saat ini sudah ada yang menyelesaikan S-1 di Bandung dan melanjutkan ke program S2 di Malaysia. Pokoknya, setiap tahun ajaran baru, kami selalu memberi ruang bagi anak berkebutuhan khusus, untuk bersekolah di sini," kata Kepala SMAN 2 Payakumbuh Djunaidi.(***)
REGLET plastik berwarna hijau masih terselip pada selembar kertas braille ketika Ismail, 16, siswa tunanetra di SMA Negeri 2 Payakumbuh, Provinsi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Penjelasan Resmi tentang Kurikulum Berbasis Cinta, Silakan Disimak
- Perpres Tukin Dosen & ASN Kemdiktisaintek Terbit, 3 Menteri Ungkap 5 Poin Penting
- Ketua Yayasan Buka Suara Soal Kisruh Internal Universitas Malahayati Lampung
- Mendiktisaintek Bertemu Wakil Menteri Rusia, Hasilnya Ini
- Mendalami Budaya, Mahasiswa Prodi Fashion Binus University Trip ke Pekalongan
- Kritik Penjurusan SMA, P2G: Setiap 5 Tahun, Anak Indonesia Jadi Kelinci Percobaan