Menghabiskan 10 Malam Terakhir Ramadan di Jantung Kota Makkah
Untuk berbuka puasa di Makkah, setidaknya dari yang saya alami, tidaklah 'semewah' di Madinah. Kami hanya berbuka dengan beberapa butir kurma dan air zamzam.
Karenanya seringkali saya membawa makanan bekal dari hotel, seperti roti dalam kemasan, karena makanan berat seperti nasi tidak diperbolehkan masuk ke pelataran masjid.
Waktu menunggu di Masjidil Haram pun lebih lama dan kita harus bisa membuat jadwal sebaik mungkin.
Dari pengalaman saya, biasanya sudah berada di dalam Masjid sejak Ashar, kemudian berdiam diri hingga berbuka puasa, dilanjutkan shalat Isha dan Taraweh yang selesai pukul 11 malam.
Tapi karena sudah memasuki 10 malam terakhir ada pula tahajud bersama yang dimulai dari pukul 01:00 hingga 03:30 dini hari.
Tentu Anda tidak mau kesulitan lagi untuk masuk ke dalam masjid dan mencari-cari tempat, karenanya ada baiknya menahan diri di tempat yang sudah didapatkan.
Jika pun harus ke kamar mandi atau ingin membeli makanan, titipkan tempat tersebut ke teman Anda. Itu pun jika Anda bisa mengingat kembali tempatnya.
Saat keluar dan masuk bahkan berjalan hampir tak ada jarak antara satu orang dengan orang lainnya, termasuk saat thawaf, atau mengintari Kabah di lantai dasar.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat