Menghadapi Musuh Besar No 4 dan No 5
Direksi Harus Kalahkan Musuh Dalam Selimut
Sabtu, 02 Juli 2011 – 00:32 WIB
Semangat untuk menekan gangguan terasa begitu besar di seluruh Indonesia. Bahkan, Manajer Cabang Bogor Adi Priyanto, misalnya, sampai menangis gara-gara satu dari ratusan trafonya terganggu pada April lalu. Padahal, sudah tiga bulan berturut-turut dia berhasil membuat tanpa gangguan trafo sama sekali. Yang membuat dia menangis adalah "trafo itu terkena petir hanya seminggu sebelum rencana memasang antipetir di gardu tersebut".
Dari live chatting yang diikuti 43 manajer cabang seperti itu saya yakin teman-teman di lapangan akan mampu memenangi peperangan ini dalam waktu tiga bulan; Juli-Agustus-September 2011. Tiga bulan ke depan seluruh kekuatan, energi, dan persenjataan kita kerahkan untuk menundukkan musuh besar kita No 4 itu.
Keyakinan untuk memenangi pertempuran itu lebih tinggi lagi mengingat 1,5 tahun terakhir teman-teman PLN se-Indonesia sudah berhasil mengalahkan musuh-musuh besar No 1, No 2, dan No 3. Kalau tiga musuh besar itu saja sudah berhasil dilumpuhkan, adakah alasan untuk tidak bisa mengalahkan musuh nomor 4 ini?
Di antara tiga musuh besar yang sudah dimenangi itu, yang terbesar sudah tentu musuh No 1, yakni krisis listrik. PLN berhasil mengatasi krisis listrik hanya dalam waktu enam bulan (Januari-Juni 2010). Dalam waktu sesingkat itu kekurangan listrik di seluruh Indonesia tercukupi. Padahal, krisis listrik itu begitu gawat sehingga pemadaman bergilir yang parah terjadi di seluruh Indonesia. Mulai Sabang sampai Merauke.
SAYA melakukan live chatting lagi 27 Juni lalu. Kali ini khusus dengan seluruh manajer cabang PLN se-Indonesia Barat. Hari masih sangat pagi, apalagi
BERITA TERKAIT