Mengharukan, Ibu dan Anak Bertemu di Surabaya Setelah Terpisah di Hong Kong
jpnn.com, SURABAYA - Sang ibu yang terpisah dengan balitanya di Hong Kong selama 10 bulan akhirnya bertemu di Surabaya.
Pertemuan berlangsung di Bandar Udara Internasional Juanda pada Rabu (3/6), yang difasilitasi oleh Konsulat Jenderal RI di Hong Kong.
"Penyelesaian masalah ini memang menjadi prioritas utama kami," kata Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong Ricky Suhendar kepada ANTARA, Jumat.
Insiden perpisahan bermula dari sang ibu yang mantan pekerja migran Indonesia mengalami permasalahan keimigrasian di Hong Kong, sehingga terpaksa dideportasi ke Indonesia pada September 2019.
Namun, bayi lelakinya itu belum bisa dibawa pulang sehingga sang ibu menitipkannya ke sebuah yayasan sosial nonpemerintah di Hong Kong, yang khusus menangani permasalahan ibu dan anak.
Upaya KJRI Hong Kong untuk mempertemukan keluarga yang terpisah itu, tidak mudah karena keselamatan dan kesejahteraan anak sangat dilindungi oleh hukum dan aturan berlaku di Hong Kong.
"Seorang anak, apalagi masih di usia balita, tidak seharusnya terpisah lama dari ibunya," kata Ricky mengutip peraturan di Hong Kong.
Dengan tetap menghormati hukum dan peraturan yang berlaku di Hong Kong tentang kependudukan dan keimigrasian, KJRI melakukan berbagai upaya agar balita tersebut bisa bertemu ibunya di Tanah Air.
Sang ibu yang terpisah dengan anaknya di Hong Kong selama 10 bulan akhirnya bertemu di Surabaya.
- Lewat Program ini PMI di Singapura Dipersiapkan Agar Punya Masa Depan Lebih Cerah
- Kapolda Babel Ungkap Kondisi Ibu dan Anak Korban Penyekapan di Kandang Anjing
- Inilah Lokasi Penyekapan Ibu dan Anak di Babel, Pelakunya Orang Penting
- Menteri Karding Sebut Pemerintah Desa Berperan Kunci Terkait Pelindungan Pekerja Migran
- Mendagri Tito Karnavian Teken MoU dan SEB untuk Melindungi Pekerja Migran, Ini Isinya
- Mendes Yandri Susanto Godok Aturan Perlindungan Pekerja Migran dari Desa