Mengharukan, Nisa Langsung Menangis
Nisa yang tidak terlalu banyak bicara ini, hanya bisa berterima kasih kepada ITK yang sudah peduli kepadanya. Bahkan saat mencoba handy cycle dia tidak berhenti menangis.
“Saya tidak perlu khawatir saat usia bertambah dewasa, ibu tidak perlu susah payah mendorong kursi roda yang semakin hari semakin berat. Saya juga sudah bisa bepergian sendiri, walaupun belum terbiasa memakai handy cycle. Lama-kelamaan juga akan terbiasa,” ujarnya.
Salah satu sahabat Nisa di SMP 22, Aulia mengatakan, handy cycle akan membantu Nisa melakukan kegiatan di sekolah.
“Nisa sangat sabar. Semoga dengan adanya kursi roda yang baru, dia sudah bisa ikut ke kantin bersama kami. Karena selama ini dia hanya menitip untuk dibelikan, tidak pernah pergi sendiri,” ujarnya.
Ditemui bersamaan, dosen Jurusan Teknik Mesin ITK Handhimas Dwi Haryono mengatakan, pengerjaan handy cycle perlu waktu sekitar dua pekan. Sejak terbitnya berita tentang Nisa di Kaltim Post, pihaknya sudah berencana membuatkan handy cycle, namun keterbatasan dana.
Padahal awalnya mau membuatkan yang elektrik, jadi ada lampu sein dan lainnya. Namun, hal itu memerlukan dana yang cukup besar.
Untuk itu dibuatlah yang manual dengan dana dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITK yang diketuai Subchan.
“Handy cycle bisa menampung hingga berat 100 kilogram. Sehingga bisa digunakan Nisa hingga dewasa,” ujarnya.
JPNN.com – Nisa menyandang tunadaksa sejak kecil. Namun, semangatnya untuk bersekolah cukup tinggi.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408