MENGHARUKAN! Sepenggal Kisah Pilu Budi Waseso
”Jika dibiarkan akan jadi bencana. Peredaran narkoba semakin leluasa dijalankan para bandar,” ungkap lulusan Akademi Kepolisian tahun 1984 tersebut. Buwas mengaku, setiap menjalankan tugas yang diemban tak pernah melakukan tindakan yang didasari pesanan atau tekanan. Semua yang dilakukan murni karena komitmen untuk menegakkan hukum.
”Perlu digarisbawahi, penegakkan hukum itu tak boleh tebang pilih alias pilih-pilih,” tegas mantan Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri itu.
Terkait implementasi Undang-Undang Narkotika, dia memiliki tekad untuk melakukan evaluasi untuk menghitung kebijakan mana yang efektif mana yang tidak. Dirinya selalu mempertimbangkan, penegakkan hukum itu bisa membuat efek jera dan bisa merubah perilaku menjadi lebih baik.
”Semua hal harus dievaluasi agar langkah-langkah ke depan itu tepat. Jangan sampai ada aturan yang disalahgunakan. Jangan sampai ada bandar yang merangkap pengguna, nantinya berlindung seolah-olah di itu korban sehingga dapat rehabilitasi,” ujar juga mantan Kapolda Gorontalo itu lagi.
Kembali dengan kenangan masa lalu, kepemimpinan Buwas rupanya terinspirasi oleh sang ibunda tercinta. Dia mengingat betul, bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh seorang ibu untuk membesarkan ketujuh buah hatinya.
Saat kecil, dia bersama dengan enam saudara kandung lainnya sering ditinggal tugas oleh sang ayah yang berprofesi sebagai tentara. Saat itulah ibu berperan besar dalam membina dan mendidik anak. Tugas ibu untuk mendidik anak memang termasuk tugas yang tidak mudah. ”Enam di antaranya adalah anak laki-laki dan semuanya nakal,” ungkapnya mengenang.
Satu kenangan yang tak pernah terlupakan, ketika Buwas dan saudara kandungnya menyampaikan keinginan pada sang ibu untuk mencicipi sate. Karena saat itu tidak ada uang, sang ibu terpaksa menjual baju seragam cadangan tentara milik sang ayah untuk dibelikan tiga tusuk sate.
Sang ibu berusaha untuk membaginya dengan adil. Dari tiga tusuk sate yang hanya terdiri dari beberapa butir daging harus dibagi untuk ketujuh anaknya.
MASA-MASA suram pernah dialami Budi Waseso alias Buwas yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Dia secara terbuka mau berbagi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408