Mengharukan, Setengah Abad Menunggu Lamaran Sang Kekasih

Mengharukan, Setengah Abad Menunggu Lamaran Sang Kekasih
Suasana pernikahan Diwaja dan Aisyah. Foto: Rizal for Lombok Post

”Istri saya meninggal sekitar setahun lalu. Saya kesepian, makanya saya iseng-iseng nelpon ke teman di Desa Suradadi, menanyakan namanya Aisyah,” ungkap Diwaja.

Diwaja mengaku, karena tak pernah sekali pun mendengar kabar, dirinya awalnya menyangka Aisyah sudah meninggal. Ternyata, kabar yang dia dapatkan dari Mustiarep mengejutkan. ”Aisyah tak cuma masih hidup, tapi juga setia menunggu saya,” kata Diwaja sembari menitikkan air mata.

Cinta, seperti kata Dewa 19, akhirnya memang benar-benar membawanya kembali. Ke Suradadi. Dan setelah bertemu langsung Aisyah, tanpa buang waktu dia langsung meminangnya. ”Sekarang saya mau ajak dia ke Dompu. Kami ingin hidup tenang di sana, mengerjakan sawah dan menggembala hewan ternak,” ujar Diwaja.

Tak ada kemewahan ataupun kehidupan indah yang dijanjikan Diwaja kepada Aisyah di Dompu. Namun, pria itu mengaku akan membayar penantian Aisyah yang begitu lama dengan membahagiakannya di sisa usia mereka. ”Jika Allah berkehendak, saya ingin mengajak Aisyah ke Tanah Suci berhaji atau umrah. Sekalian bulan madu berdua,” katanya. (*/r2/r8/JPG/c9/ttg)

Diwaja (77 tahun) berjanji akan membayar penantian Aisyah (65 tahun) yang begitu lama dengan kehidupan bahagia di sisa usia mereka.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News