Mengharukan...Sempat Hilang Harapan, Kini Ingin Segera Menikah

Namun, kapal tersebut mulai karam pada 2013 sehingga sandera dipindahkan ke kawasan Budbud yang terletak 287 km dari Ibu Kota Somalia, Mogadishu.
Di sana, mereka justru lebih teriksa. Memang, kehidupan mereka tak disuruh bekerja secara paksa.
Kegiatan sehari-hari mereka hanyalah mencari kayu bakar untuk makan di sore hari.
Namun, yang menjadi bagian paling sulit justru karena minuman dan makanan.
Mereka hanya diberi jatah setengah liter air mentah untuk dibagi 26 sandera per harinya.
Itu pun persediaan yang didapatkan dari persediaan yang sudah tercampur dengan kotoran unta atau kambing.
’’Tapi lebih baik mentah. Kalau dimasak, baunya tambah menguat dan malah membuat kami muntah-muntah,’’ jelasnya.
Satu-satunya berkah yang diterima oleh sandera hanya jika ada hujan.
BINGUNG, antara mimpi dan kenyataan. Perasaan campur aduk. Empat warga negara Indonesia (WNI) yang telah disandera oleh perompak di Somalia akhirnya
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu