Mengharukan...Tahu Para Imigran Itu Seiman, Langsung Beri Pertolongan
![Mengharukan...Tahu Para Imigran Itu Seiman, Langsung Beri Pertolongan](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/normal/20150525_063429/063429_520573_imigran_berpelukan_d.jpg)
”Jujur saja, di rumah tak ada apa-apa lagi untuk dimakan. Beras sudah diberikan ke sini (pengungsi, Red) pas hari pertama mereka datang. Namun, saya senang membantu. Allah Maha Pemberi. Dia bisa memberikan rezeki kepada siapa pun yang Dia mau,” ujarnya.
Akrab dengan keluh kesah dan tawa mereka, akrab dengan mimpi dan kegetiran mereka. Itulah interaksi antara masyarakat Aceh dan pengungsi Rohingya serta Bangladesh saat ini.
Jawa Pos masih mengingat betul saat terhentinya rombongan para pengungsi di tapal batas Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa akibat belum jelasnya kesepakatan lokasi penampungan beberapa waktu lalu.
Lamat-lamat terdengar suara para tokoh agama lewat pengeras masjid-masjid serta kutipan ayat Alquran dan hadis yang memerintahkan membantu para pengungsi. Warga pun menyambutnya dengan berduyun-duyun untuk menyumbang.
Seorang nenek bersama cucunya yang mengendarai motor bebek terlihat ngebut sambil membawa satu kardus dan satu kresek pakaian bekas. Napasnya tersengal-sengal saat berhenti di depan rombongan pengungsi. ”Untong golom teulat (untung belum terlambat, Red),” katanya. Kepada Jawa Pos, si nenek mengatakan berasal dari Bayeun Keude, 10 kilometer dari lokasi.
Di Puskesmas Julok juga ada kejadian lucu. Saat itu Azhari, warga lokal, ingin merawat seorang pemuda Rohingya. Kepada satpol PP yang mengawal, Azhari mengaku bahwa pemuda Rohingya tersebut adalah orang Aceh.
Namun, saat ditanya dalam bahasa Indonesia, si pemuda hanya geleng-geleng kebingungan. Petugas pun tahu bahwa orang tersebut adalah pengungsi dan langsung dinaikkan bus. ”Saya sempat bawa dia ke rumah tadi untuk kasih makan. Saya ingin angkat dia jadi adik. Sialnya, malah ketahuan sama petugas yang itu,” ucapnya sambil menunjuk seorang petugas satpol PP.
Bantuan dan dukungan masyarakat Aceh kini terus mengalir. Namun, sampai kapan? Ada suatu masa akan terhenti. Lantas, ke manakah nasib para pengungsi itu akan tertuju?
PARA pengungsi Rohingya ingin bertahan hidup di Indonesia. Ditambah lagi sikap baik warga Aceh yang telah menyentuh hati mereka. ----------------
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah