Menghindari Pernikahan Dini Bisa Mencegah Stunting

Sementara, Sub Koordinator Hubungan Antarlembaga dan Lini-lini Lapangan BKKBN, Provinsi Kalimantan Tengah, Djuwiyanto, menjelaskan angka pernikahan dini di Kalimantan Tengah cenderung tinggi.
Djuwiyanto menjelaskan bahwa banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut.
Mulai dari faktor budaya, faktor sosial, faktor agama, hingga faktor ekonomi. Tetapi yang paling dominan saat ini adalah faktor pola asuh dan perkembangan teknologi informasi yang tidak sepenuhnya dicerna dengan baik oleh para remaja.
“Karena tidak semua orang tua mengajarkan anak ketika beranjak dewasa untuk menjaga pergaulan. Remaja-remaja ini mengakses media sosial tidak terbatas, ditambah lagi lingkungan pergaulan yang tidak konstruktif dan positif, sehingga kecenderungan nikah dininya menjadi lebih besar,” jelas Djuwiyanto.
Sementara itu, Dokter Spesialis Gizi Klinik, Raissa E. Djuanda, yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan ini menjelaskan bahaya pernikahan dini dari sisi medis.
Diungkapkan Raissa, menikah memerlukan komitmen dan tanggung jawab, sementara umur yang masih dini akan sulit jika dibebani tanggung jawab yang begitu berat.
"Bahaya pernikahan dini bukan hanya secara kesehatan saja, tapi secara mental pun sebenarnya para remaja belum siap,” jelasnya.(chi/jpnn)
Menikah memerlukan komitmen dan tanggung jawab, sementara umur yang masih dini akan sulit jika dibebani tanggung jawab yang begitu berat.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- HaloAnak Permudah Orang Tua Untuk Konsultasi Kesehatan Anak
- Pemprov DKI Jakarta Siapkan Aplikasi Layanan Konsultasi Kesehatan Mental & Jiwa, Gratis
- Si Melon PIK2 Bantu Warga Teluknaga Melawan Stunting
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol
- Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus Andalkan DMS Cazbox by Metranet untuk Atasi Stunting
- Zakat dan Harapan bagi Generasi Bebas Stunting