Mengikhtiarkan Muktamar NU yang Teduh

Mengikhtiarkan Muktamar NU yang Teduh
Sidang pleno Muktamar ke-34 NU di Lampung. Foto: Dok. PBNU

Solusi ini bisa mengefisienkan waktu yang luar biasa tanpa memotong agenda masing-masing sidang. Demikian, solusi ini berdampak pada efisiensi waktu, tanpa mengurangi waktu pembahasan yang sudah dijadwalkan masing-masing.

Skenario berjalan mulus. Tindak lanjutnya adalah mengkomunikasikan kepada OC untuk menyiapkan teknis dan perangkat pendukungnya. Alhamdulillah berhasil, meski awalnya tersendat.

Jadwal tabulasi AHWA yang semula terjadwal pukul 13.00, mundur karena belum tuntasnya kepastian kepesertaan yang sebelumnya sudah dibahas, juga soal saksi pada proses tabulasi.

Setelah proses diskusi, akhirnya tabulasi dimulai pukul 15.00, dengan menerima seluruh saksi yang akan berpartisipasi. Solusi lanjutannya, tabulasi dilakukan dengan paralel di lima majelis, masing-masing dihadiri oleh saksi minimal tiga orang.

Dengan demikian, pelaksanaannya bisa lebih singkat. Sebelum magrib sudah bisa dituntaskan.

Bersamaan dengan itu, sidang komisi yang membahas masalah organisasi, program, rekomendasi, dan bahtsul masail waqiiyah, maudluiyyah, dan qanuniyah berhasil merampungkan pembahasannya.

Bahkan, komisi bahtsul masail memulai pembahasan paralel dengan sidang pleno laporan pertanggungjawaban. Simpel dan efisien, tanpa mengamputasi waktu dan mengurangi makna pembahasan.

Kamis malam (23/12/2021), pukul 19.30 dilaksanakan sidang pleno pengumuman hasil tabulasi AHWA yang berasal dari usulan PW/PC/PCI menetapkan sembilan nama AHWA.

KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Rais Am Syuriah dan KH Yahya Cholil Staquf jadi Ketua Umum Tanfidziah PBNU pada Muktamar ke-34 NU.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News