Mengikuti Kereta yang Membawa 30 Napi Korupsi Jatim ke Lapas Sukamiskin, Bandung

Ke Toilet Dikawal, Gerbong Ramai saat Waktu Makan

Mengikuti Kereta yang Membawa 30 Napi Korupsi Jatim ke Lapas Sukamiskin, Bandung
BOYONGAN: Sebagian napi bersiap turun dari gerbong di Stasiun Bandung. Foto: Maya Apriliani/Jawa Pos
Di depan Jumanto, kursi nomor 4 diduduki napi Abdul Azis dari Lapas Pasuruan dan Indra Kusuma dari Lapas Malang. Keduanya terjerat kasus korupsi Kasda Kabupaten Pasuruan dengan vonis 15 tahun penjara.

 

Tepat pukul 07.30, kereta berangkat. Suasana di dalam gerbong senyap. Para napi sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri. Ada yang memandang ke luar jendela. Ada yang terdiam di kursi dengan tatapan kosong. Konsentrasi mereka pecah saat ada pembagian kue dan kardus sarapan. Pagi itu, para napi mendapat menu istimewa: ayam goreng. Padahal, biasanya di dalam lapas mereka hanya mendapat nasi cadong alias nasi jatah penjara.

 

Seusai sarapan, suasana kembali hening. Tidak terdengar lagi suara napi berbincang. Maklum, tidak semua napi saling mengenal sebelumnya. Apalagi, tempat duduk mereka tidak diatur berdasar asal penjara.

 

Setelah hening beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara Khudlori yang cukup keras. Dia bercerita tentang kisah Jeffrey Lang, seorang profesor matematika yang menjadi dosen dan peneliti di Kansas University, AS, yang masuk Islam. Lang cukup lama menjadi ateis. Dia masuk Islam setelah membaca Alquran.

 

Tiga puluh narapidana kasus korupsi asal Jawa Timur dipindahkan ke Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Rabu (16/1). Selama 12 jam mereka menempuh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News