Mengikuti Kereta yang Membawa 30 Napi Korupsi Jatim ke Lapas Sukamiskin, Bandung
Ke Toilet Dikawal, Gerbong Ramai saat Waktu Makan
Sabtu, 02 Februari 2013 – 10:01 WIB
Saat ditanya apakah kebijakan itu membuat dirinya dendam, Jumanto menggelengkan kepala. "Khawatirnya, ada teman-teman yang seperti itu," katanya.
Kini setelah merasakan hidup di penjara selama tiga tahun, pria 47 tahun tersebut teringat profesinya dulu sebagai guru. Sebelum masuk dunia politik, Jumanto menjadi guru matematika di SMA selama 14 tahun.
Tentang politik, dia mengaku tidak kapok untuk menggelutinya lagi setelah bebas nanti. Menurut Jumanto, berpolitik tidak harus menjadi anggota parpol. "Banyak kegiatan politik yang dapat dilakukan tanpa harus aktif di parpol," tegasnya.
Selama dalam perjalanan, para napi "dibebaskan" untuk melakukan aktivitas yang diinginkan. Misalnya, untuk ke toilet, mereka akan dikawal petugas hingga di luar WC. Begitu pula, petugas mempersilakan napi yang ingin menjalankan salat. "Alhamdulillah, selama di dalam kereta, kami bisa apa saja," tutur Jumanto.
Tiga puluh narapidana kasus korupsi asal Jawa Timur dipindahkan ke Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Rabu (16/1). Selama 12 jam mereka menempuh
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408