Mengikuti Open House Terakhir di Rumah Keluarga Cendana
Bambang Tri Tak Nongol, Tommy Datang Terlambat
Jumat, 24 Agustus 2012 – 00:04 WIB
![Mengikuti Open House Terakhir di Rumah Keluarga Cendana](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20120823_204134/204134_195483_boks_cendana.jpg)
Halimah (biru) berfoto bersama di kediaman mantan Presiden Soeharto di Jalan Cendana Jakarta Pusat, Minggu (19/8/). Foto : Sugeng Sulaksono/Jawa Pos
Rumah di Jalan Cendana 6"8, Jakarta, sangat identik dengan Soeharto, presiden kedua Indonesia. Bagaimana suasana open house Idul Fitri di rumah itu setelah Pak Harto wafat?
SUGENG SULAKSONO, Jakarta
SUGENG SULAKSONO, Jakarta
SUASANA di rumah besar nan asri di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, pagi itu (19/8) lumayan ramai. Beberapa tamu datang silih berganti. Ya, di rumah mantan Presiden Soeharto tersebut memang sedang berlangsung acara open house, tradisi setiap Hari Raya Idul Fitri.
"Setahu saya, acaranya mulai jam setengah sepuluh," kata salah seorang warga. Meski begitu, gelombang kedatangan tamu sudah dimulai pukul 08.30. Seiring dengan semakin tingginya posisi matahari, deretan mobil terparkir di sepanjang Jalan Cendana itu semakin panjang.
Saat pintu utama rumah dibuka, satu per satu tamu masuk. Di balik pintu, tuan rumah menyambut dengan senyum. Mulai Probosutedjo, adik kandung Soeharto, yang tampak sehat dengan jas cokelat dan kemeja putih bergaris.
Rumah di Jalan Cendana 6"8, Jakarta, sangat identik dengan Soeharto, presiden kedua Indonesia. Bagaimana suasana open house Idul Fitri di rumah
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah