Menginspirasi! Petani Gianyar Kini Merasakan Manfaat Pupuk Organik Buatan Sendiri

Sukra pun menjelaskan awal mula menggunakan pupuk organik dimulai saat pandemi pada 2019 lalu.
Saat itu, pupuk kimia mulai mahal dan pupuk organik susah didapat.
Dia kemudian memutuskan dan mengajak para petaninya hijrah untuk mencoba penggunaan pupuk organik.
"Kami sudah melaksanakan pola organik sejak pandemi dimulai, yang membuat kami berinovasi organik di Gianyar. Apalagi dulu kan Bali adalah daerah pertanian. Bagaimana kami mengubah mindset pupuk kimia menjadi organik adalah tantangan," paparnya.
Salah satu alasannya, ungkap Sukra, pupuk kimia langka dan subsidi tidak ada.
"Di sinilah kami mulai dengan membuat demplot dua hektare, dan kami mendampingi petani dengan Bumdes. Meski ada keraguan mereka," kisahnya.
Setelah terlihat hasilnya baik, petani baru yakin pupuk organik akan berhasil, Sukra memutuskan mulai menambah jumlah demplot hingga akhirnya mencapai 40 hektare.
Para petani menyambut baik, karena hasil produksi mereka enggak kalah dibandingkan dulu gunakan pupuk kimia.
Upaya yang dilakukan petani Gianiar mengubah tantangan menghadapi kesulitan mendapatkan pupuk kimia dengan membuat pupuk organiik sungguh menginspirasi
- Petrokimia Gresik Siapkan Pupuk 431 Ribu Ton saat Lebaran, Stok Aman
- Hadapi Puncak Panen, Bulog Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan
- Raker dengan Pejabat di Kementan, Legislator NasDem Sorot Program Cetak Sawah
- Pupuk Indonesia Raih 3 Penghargaan di Ajang Anugerah BUMN 2025
- MPKI: Kepala Daerah Bertanggung Jawab Melindungi Ekosistem Pertembakauan Nasional
- Super Tani Tawarkan Solusi Atasi Langkanya Pasokan Pupuk