Mengintip Booming Akik di Kulonprogo
Mulai Jenis Kalsedon, Pancawarna, Jasper hingga Yahman
Pantauan Radar Jogja, pameran batu akik yang digelar pertama kali di Kulonprogo ini mendapat sambutan meriah dari warga. Pengunjung datang silih berganti. Ada yang hanya sekadar melihat, tetapi banyak pula yang terlibat dalam transaksi jual beli. Mereka yang datang bahkan tidak hanya dari Kulonprogo dan DIY saja, melainkan juga dari luar kota.
Agus Priyanto, 32, penjaga salah satu stan pameran asal Wates mengatakan, bebatuan dari dataran tinggi bagian utara Kulonprogo paling mendominasi ajang itu. Selanjutnya ada bebatuan dari muara sungai Serang dan Progo. Tidak hanya jasper dan yahman, tetapi juga ada jenis pancawarna.
”Pancawarna dari Kulonprogo khasnya pasti ada badar besinya, struktur batuannya sangat keras. Selain itu, batu juga memiliki kulit kapur yang menandakan batu sangat tua, beberapa berwarna ungu lavender,” ucapnya.
Agus menuturkan, menjadi pemburu batu akik sangat mengasyikkan. Menurutnya, menyusuri sungai dengan beberapa teman menawarkan sensasi tersendiri. Berburu batu akik pun ia maknai sebagai sebuah kegiatan refreshing yang menghasilkan.
Menurutnya, di Kulonprogo juga banyak ditemukan fosil kayu dan tulang. ”Kadang kalau pas menemukan jenis batu tertentu ada semacam kepuasan yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Hanya bisa mengaguminya, termasuk dalam proses pe-molesan, ketika menemukan motif seperti menemukan rezeki nomplok. Saya dapat motif Nyi Roro Kidul, saya buka Rp 15 juta sudah ditawar Rp 5 juta tapi belum saya lepas,” tuturnya.
Batu-batu akik asal Kulonprogo telah di-pamerankan selama dua hari, Sabtu (22/2) dan Minggu (22/2) di Rumah Makan Kampung Rasa. Pameran digelar oleh komunitas pecinta batu Kulonprogo.
Ketua Panitia Agung Prasakti mengklaim ada puluhan peserta yang ikut dalam pameran batu akik kali ini. Mereka adalah perajin, penggemar akik, dan kolektor.
Menurutnya, kualitas batu Kulonprogo juga tidak kalah jika dibanding dengan batu daerah lainnya. Batu-batu akik Kulonprogo jenis kalsedon dari wilayah Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang juga bermunculan.”Tidak kalah jika dibandingkan dengan kualitas batu serupa dari daerah Probolinggo, Pacitan, dan Garut,” terangnya. (tom/ila/ong/jpnn)
Booming batu akik memang telah terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Pecintanya juga semakin tidak terbatas pada kaum adam, tetapi juga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pj Gubernur Sumsel Jamin keselamatan Umat Katolik Saat Misa Natal 2024
- Eks Pejabat di Balik SPPD Fiktif DPRD Riau Bakal Dicekal ke Luar Negeri
- Polda Riau Musnahkan Setengah Ton Narkoba, Irjen Iqbal: Ini Bukti Komitmen Kami
- Komisi III DPRD Kota Bogor Pastikan Pengelolaan Anggaran Efektif
- Terdakwa Pembunuhan Mahasiswi di Aceh Dijatuhi Hukuman Mati
- Penyelam yang Hilang di Kukar Ditemukan Sudah Meninggal Dunia